Jumat, 08 Desember 2017

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN


PRPOSAL KEWIRAUSAHAAN

STUDY KELAYAKAN BISNIS (SKB)




OLEH :


ENRIYANO SIMAPDER

125404140380


PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

POLITEKNIK SAINS & TEKNOLOGI WIRATAMA

MALUKU UTARA





BAB I

IKHTISAR

1.1 OBJEK PENELITIAN

Tempat untuk melakukan observasi atau penelitian guna untuk menentukan produk atau jasa apa yang kemudian akan kita produksikan. Beberapa objek yang baik untuk melihat peluang pasar untuk pemasaran yang baik, di pertokoan yang berskala besar, maupun di tempat yang strategis, bahkan di kawasan tempat tinggal kita sendiri. Berdasarkan observasi atau penelitian yang di lakukan penulis mendapatkan ide untuk membuat produk “Kue Salju Kukus” yang di buat dengan bahan dasar ubi.


1.2 WAKTU PENELITIAN

penelitian mengenai studi kelayakan bisnis “Kue Salju Kukus” dimulai bulan Mei Tanggal 4 dan berakhir tanggal 18 Mei. Penelitian ini memakan waktu 2 minggu untuk meneliti.


1.3 ANGGOTA TIM PENELITI

Nama : Enriyano Simpader

NIM : 125404140380

Semester : IV (Empat )

Program Studi : Manajemen Informatika

Perguruan Tinggal : Politeknik Sains & Teknologi Wiratama Maluku Utara

1.4 Ringkasan penelitian

Hasil penelitian yang saya lakukan didalamnya memuat mengenai informasi-informasi tentang cara pembuatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk memebuat “kue salju Kukus”. Hal dilakukan sebagai referensi untuk membuat produk yang sejenis, namun tentunya saya akan melakukan invosi atau pembaharuan terhadap produk tersebut. Dan sebagai inovasi dari kue salju tersebut, maka saya akan membuat “ Kue Salju Kukus “ sebagai produk yang baru yang beredar dipasar dan juga sebagai judul proposal yang akan saya ajukan.

1.5 Rekomendasi

Kemunculan “Kue Salju Kukus” didunia kuliners, saya yakini mampu bersaing dan mampu memberikan warna tersendiri didunia kuliner. Mengapa ? karena “Kue Salju Kukus” terbuat dari bahan-bahan pilihan yang dicampur sedemikian rupa sehinngga menghasilkan rasa yang berbeda serta texture yang halus. Itulah sebabnya “Kue Salju Kukus” ini patut dicoba oleh masyarakat.



BAB II

ASPEK PASAR DAN PEMASARA

2.1 Bentuk Pasar

Untuk memasarkan produk “Kue Salju Kukus” ini, maka saya telah menentukan tujuan pasar yang akan saya masuki. Dalam hal ini saya memasuki 2 bentuk pasar, yaitu :

A. Dari sisi Produsen

Pada sisi produsen ini saya memilih memasuki pasar persaingan sempurna yang dimana semua kalangan masyarakat dalam menjalankannya.

B. Dari sisi konsumen

Pada sisi konsumen ini saya memilih memasuki pasar konsumen karna produk yang saya produksi ini hanya untuk di komsumsi oleh perorangan atau pribadi, karna produk yang saya produksi ini tidak mengandung bahan pengawet dan tidak bisa bertahan lama.

2.2 Mengukur Dan Meramal Permintaan Dan Penawaran

A. Perkiraan Jumlah Permintaan

Dalam membangun sebuah usaha tentu kita harus mengukur dan meramal permintaan yang terjadi dimasa akan datang ini. Hal ini dilakukan agar supaya kita dapat mengetahui perkembangan usaha kita dalam konteks permintaan barang dimasa yang akan datang. Dibawah ini merupakan contoh dari kasus tersebut:

Dalam usaha ini jumlah pembeli di pasar per harinya sekitar 10 orang, harga rata-rata satu Kotaknya adalah Rp. 5.000 dan jumlah yang dibeli per hari adalah 35 kotak. Dapat diasumsikan dengan persamaan Q = n x p x q. Dimana = Q : Total permintaan pasar

n : Jumlah pembeli dipasar

p : harga rat rata satuan

q : jumlah yang dibeli rata rata pertahu

Penyelesaian :

n = 10 orang Q = n x p x q

p = Rp.5.000 Q = 10 x 5.000 x 35

q = 35 buah Q = 1.750.000



2.3 Segmentasi – Target – Posisi di Pasar

a. Segmentasi
dalam pemasaran produk ini ditujukan kepada masyrakat di Maluku Utara khususnya Di kota Sanana, baik pria, wanita, anak-anak sampai dengan orang dewasa.

b. Target

Target dari usaha ini adalah mampu membuat produk yang bisa dibeli dan dinikmati oleh semua kalangan, baik itu kalangan kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas.

c. Posisi Pasar
Posisi usaha ini masih berada pada skala yang kecil karena usaha ini masi tergolong baru.

2.4 Situasi Persaingan di Lingkungan Industri

Di lingkungan Industri saat ini belum ada produk yang sama atau sejenis dengan produk yang saya produksi , saya merasa tidak ada ancaman atau tantangan dari pesaing.

2.5 Sikap, Prilaku dan Kepuasan Konsumen

Sikap dan prilaku konsumen cukup mendukung dalam Percobaan Yang Saya lakukakn Pada Tgl 28 Mei lalu di sekitaran tempat tinggal saya, Mereka memberi tanggapan positif dengan Usaha yang saya Rencanakan . maka dari tanggapan inilah saya yakin masyarakat di Kota sanana akan memberi tanggapan positif juga, karena dengan kesibukan orang masing-masing, produk ini dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan mereka. Produk ini juga memiliki warna yang bermacam-macam dan ukurang yang kecil sehingga mudah di bawa kemana-mana dalam bentuk kemasan.

2.6 Manajemen Pemasaran

1. Analisis Persaingan

Analisis persaingan ini dilakukan dengan SWOT analisis, yaitu :

a. Strength ( Keunggulan )
Produk Ini Memiliki Cita Rasa Yang Dari Bahan Dasarnya Yaitu Ubi, Dan Harganya Yang Terjangkau Dan Mudah Di Pasarkan.

b. Weakness ( Kelemahan )

Produk ini tidak dapat bertahan lama dan masih membutuhkan tenaga kerja yang mampu menciptakan rasa yang enak, lezat dan bergizi.

c. Threath ( Ancaman )

Saya merasa tidak ada ancaman karna produk yang saya produksi ini blum pernah di produksi di Kota sanana.

d. Opportunity ( Peluang )

Masyarakat kelas menenengah kebawah yang lebih mementingkan harga yang murah dibandingkan kualitas sebuah produk.

2. Annalisis Pemasaran

Karena luasnya kegiatan pemasaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pemasaran produk, saya akan menekankan pada bauran pemasaran (marketing mix ) melalui produk, harga, tempat dan promosi.

a. Produk

Produk yang saya produksi ini terdiri dari 2 bentuk ukuran Kemasan yaitu Besar dan kecil. 1 Kotak Ukuran Besar berisi 20 Buah, sedangkan 1 Kotak ukuran kecil berisi 10 buah. Produk Kue Salju ini memiliki rasa yang sesuai dengan selera orang Maluku Utara khususnya di Kota Ternate, saya akan berusaha memenuhi keinginan konsumen di indonnesia, khususnya di Maluku Utara Tepatnya di Kota Sanana. terbukti dengan menghadirkan 5 varian warna, agar konsumen merasa tertarik dan penasaran akan rasa yang tersimpan di balik warna produk tersebut.

b. Harga

Produk Kue Salju dapat dibeli perbungkus sesuai ukuran bungkusan yang diinginkan. Harga Kue Salju juga terhitung murah dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat Maluku Utara, khususnya Di kota Sanana. Untuk kemasan kotak yang berukuran kecil memiliki harga yang lebih terjangkau berkisar Rp. 5.000, sedangkan yang berukuran besar berkisar Rp. 10.000.

c. Tempat

Kue Salju Kukus ini dapat di pasarkan di kantin-kantin, warung-warung kecil Saja.

d. Promosi

Mengenalkaan produk pada masyarkat dan membuat iklan produk agar masyarakat lebih mengenal produk secara spesifik.Dan strategi yang saya gunakan adalah mempromosikan produk tersebut lewat mulut ke mulut. Saya juga akan membuat stiker yang beisikan tentang promosi produk saya. Dan gambarnya seprti dibawah ini:


BAB III

ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI

3.1 Pemilihan Strategis Produksi

Dalam pemilihan strategi produksi, saya memprkenalkan makanan siap saji dalam kemasan yang dapat menarik minat konsumen, produk yang diproduksi memiliki target pasar yang jelas dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan sebagai penunda lapar. Produk yang di produksi memandang bahwa ketika orang sedang melakukan perjalanan dan saat lapar pasti membutuhkan cemilan yang dapat menunda lapar yang praktis dan mudah dibawa kemana-mana.

3.2 Pemilihan Dan Perencanaan Produk Yang Akan Di Produksi

Untuk menghasilkan makanan yang unik dan berkualitas diperlukan bahan baku yang berkualitas yang baik pula dan juga kreatifitas dan inovasi tinggi dari pekerjanya . Produk yang dihasilkan atau diproduksi sendiri berupa masakan. Untuk proses pembuatan produk ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :

1. Kupas serta besih ubi yang akan digunakan

2. Potong Ubi sesuai bentuk dan ukuran sesuai keinginan

3. Kukus Ubi sampai benar-benar matang, supaya mudah di bentuk.

4. Haluskan ubi yang telah dikukus tadi, masukkan garam, gula dan pewarna makanan secukupnya lalu bentuk adonan sesuai selera

5. Letakkan ubi yang telah dibentuk kedalam Kemasan makanan yang telah disediakan,

6. Taburi susu dan taburan kelapa yang dicampurkan Gula, diatas Ubi yang Telah disajikan.

7. Siap untuk Di pasarkan.



Alat-alat produk :



PERALATAN

SATUAN

HARGA


Dan-dang Pengukus

1 Buah

Rp. 150.000


Baskom

3 Buah

Rp. 45.000


Nampan

5 Buah

Rp. 100.000


Kompor

1 Buah

Rp. 250.000


Penghalus adonan

1 Buah

Rp. 80.000


Penyaring

1Buah

Rp.10.000




Jumlah Rp. 635.000




Bahan baku produk :



BAHAN BAKU

SATUAN

HARGA


Ubi kayu

1 Karung

Rp. 100.000


Kelapa

5 Buah

Rp. 10.000


Susu

5 kaleng

Rp. 40.000


Pewarna makanan

3 botol

Rp. 10.000


Gula

5 kg

Rp.30.000


Garam

3 bungkus

Rp.6.000


Minyak tanah

10 liter

Rp. 60.000




Jumlah Rp. 256.000




a. Desain Kemasan

Untuk kemasan produk ini saya mengeluarkan biaya sebesar Rp. 80.000/hari. kemasan produk ini menggunkan kotak mika yang berukuran kecil dan besar serta sticker kemasan yang di tempelkan pada bagian depan mika.


b. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk usaha, pengeluaran biaya produksi pada usaha ini yaitu sebagai berikut :

Biaya Bahan baku : Rp. 255.000
Biaya Kemasan : Rp. 80.000
Jumlah Biaya : Rp. 335.000

3.3 Rencana Kualitas

Usaha perseorangan saya ini membuat rencana kualitas yang baik untuk konsumen, produk yang akan di pasarkan ini dibuat tanpa adanya bahan pengawet yang mengakibatkan Alergi pada konsumen.

3.4 Rencan Kapasitas Produksi

Rencana dari kapasitas produksi pada usaha ini adalah 40 Kotak/hari.

3.5 perencanaan letak tempat usaha

Gambar Tata Letak Lokasi usaha :

3.7 perencanaan tata letak (Layout)

Gambar Tata Letak Layout.



3.8 perencanaan jumlah produksi

Jumlah produksi produk yang direncanakan setiap harinya adalah 40 kotak. Dalam seminggu produk yang di produksi dapat mencapai 280 kotak.

3.9 Manajemen Persedian

Untuk memproduksi produk ini, Saya melihat persediaan produk dari pendapatan produksi. Jika pendapatan yang di hasilkan meningkat maka persediaan yang tersedia juga akan meningkat.

3.10 pengawasan kualitas

Agar kualitas paroduk tetap terjaga, maka hal yang paling penting dilakukan adalah pengawasan terhadap bahan baku.



BAB IV

ASPEK MANAJEMEN

4.1 Pengorganisasia

A. Bentuk Organisasi

Dalam membangun sebuah usaha, didalamnya tentu ada organisasi yang memiliki tugas dan peran masing-masing sesuai dengan apa yang telah diatur. Kaitannya dengan usaha yang akan saya buat, bentuk organisasinya dimulai dari pemilik usaha dalam hal ini adalah saya sendiri, selaku pendiri/pemilik, dan bagian produksi yang berfungsi sebagai pembuat produk. Mengingat usaha yang rencananya akan didirikan ini masih dalam skala kecil, maka bentuk organisasinya pun tidak berskala besar seperti layaknya perusahaan-perusahaan besar lainnya.

B. Struktur Organisasi

Dalam menjalankan usaha tentunya membutuhkan tenaga kerja agar usaha dapat berjalan dengan baik, untuk itu saya menyusun struktur organisasi yang di harapkan dapat membantu dalam usaha ini. Struktur sebagai berikut :



Pemilik usahsa 


Bagian Produksi Sekaligus Bagian Pemasaran






4.2 Pengendalian

a. Nama : Enriyano Simpader

Jabatan : Pemilik Usaha

Tugas : Bertanggung Jawab Sepenuhnya Dalam Produks




BAB V

ASPE SUMBER DAYA MANUSIA

5.1 Perencanaan SDM

SDM yang sementara saya miliki adalah berjumlah hanya satu orang, yaitu saudara saya sendiri. Dia yang membantu dalam hal memproduksi produk yang akan saya buat.

5.2 Analisis Pekerjaan

Saya selaku ketu/pemilik usaha ini berfungsi unutk mengawasi dan membiayai keperluan yang dibutuhkan dalam kegiatan memproduksi produk di usaha ini, saya juga merangkap sebagai pemasar. Sedangkan saudara saya, dibertugas unutk memproduksi produk yang dibuat.

5.3 Rekrutmen, Seleksi Dan Orientasi

Dalam proses rekrutmen SDM tentunya harus memiliki standar khusus. Dalam kaitannya dengan usaha yang saya dirikan, syarat yang dibutuhkan untuk bisa diterima bekerja adalah pastinya bisa memasak, bertanggung jawab, jujur, disiplin setelah itu baru ditinjau dari guna untuk menentukan orang tersebut pantas diterima atau tidak di terima bekerja.

5.4 Produktivitas

Jika tahap sebelumnya adalah seleksi, dan orientasi dilakukan dengan benar, maka tentunya SDM tersebut pasti produktivitas atau mampu menghasilkan barang produksi.

5.5 Kompensasi

Biaya kompensasi atau biaya ganti rugi akan diberikan kepda siapa saja yang merasa dirugikan dan memang benar-benar dirugikan’




5.6 Keselamat Dan Kesehatan Kerja

Setiap usaha bisnis pastinya selalu memperhaikan keselamatan dan kesehatan para pekerja. Dalam hal ini saya pun memberikan jaminan kesehatan melalui BPJS. Ini berguna unutk para pekerja yang nantinya misalkan mengalami musibah ataupun kecelakaan.




5.7 Pemberhentian

Saya akan memberhentikan karyawan apabilla karyawan tersebut mengundurkan diri ataupun membuat kesalahan fatal yang mengakibatkan saya harus mengambil tindakan yaitu pemecatan.

Dalam Usaha saya ini Tidak ada pemberhentian karyawan.


BAB VI

ASPEK FINANSIAL

6.1 Kebutuhan Dana Dan Sumbernnya

Modal adalah kolektivitas dari barang-barang yang ada dalam proses produksi, modal adalah suatu yang sangat penting untuk mendirikan usaha. Untuk usaha ini saya memakai 1 sumber modal yaitu dari modal sendiri, saya mempunyai modal sendiri sebesar Rp.1.100.000; dan tidak meminjam dari dari siapapun atau Bank Manapun.

1. Bahan baku = Rp 255.000

2. Biaya overhead

Air = Rp 20.000

Gaji/perhari = Rp 100.000 +

Jumlah = Rp. 120.000

Total Cost = Rp. 120.000

Untuk menentukan modal kerja, maka kita harus menjumlahkan Biaya bahan baku produksi, dan juga biaya overhead. Maka dari itu dapat dinyatakan sebagai berikut: Rp 335.000 + Rp 120.000 = Rp 445.000

6.2 Aliran Cash Flow

Penyusutan =

Investasi - Modal Kerja

Umur Ekonomis


Contoh soal

1. Saya melakukan investasi di usaha kuliner sebesar Rp 1.100.000, dimana Rp 4450.000 merupakan modall kerja.Umur ekonomisnya adalah 3 tahun. Pengembalian tingkat bunga yang diinginkan setelah pajak (EAT) selama 3 tahun masing-masingnya adalah 700.000, 800.000, 950.000….. tentukan Penysutan & gambarkan table cash flow.

Jawaban:


Penyusutan =

Investasi - Modal Kerja


Umur Ekonomis

= 1.100.000 – 445.000

3

= 655.000: 3

= 218.333

Tabel cash flow


Tabel Kas Flow


No

Tahun

EAT

Penyusutan

Kas bersih (proceed)

Discoun faktor 20%

Pv kas bersih


1

2016

700,000

218.333

918.333

0.833

764.971


2

2017

800,000

218.333

1.018.333

0.694

706.723


3

2018

950,000

218.333

1.168.333

0.579

676.464


Jumlah Pv kas bersih

2.148.158


6.3 Biaya Modal

1. Baiya Utang
pemilik usaha tidak menggunakan biaya utang karena usaha ini menggunakan biaya modal sendiri.

2. biaya modal sendri

Usaha produk ini mengeluarkan modal pertama sebesar Rp. 1.100.000 beserta pembuatan produk ini, berikut adalah tampilan keuangan produk di awal Usaha.



- Modal awal Rp. 1.100.000;

§ Bahan Baku Rp. 255.000

· Peralatan Rp. 635.000

§ Kemasan Rp. 80.000

Overhead Rp 120.000+

Jumlah Pengeluaran Rp 1.090.000



6.4 Perihal Kepekaan.

Dalam konteks perihal kepekaan, itu berarti kita berbicara tentang bagaimana usaha kita bisa dikatakan layak atau kurang layak dan bagaimana usaha yang kita bangun ini nantinya akan berpatokan kepada harga pasar yang diatur oleh pemerintah. Ada llima cara untuk dapat mengukur kelayakan dari usaha yang kita bangun. Yang pertama:

1. PP (Payback Period)

Kita akan mengambil contoh dari soal sebelumnya untuk mengukur kelayakan usaha kita dengan menggunakan 5 metode.. Berdasarkan contoh diatas, jika Saya memiliki kas bersih yang sma setiap tahunnya, yaitu misalnya Rp. 800.000 pertahun maka, PPnya ialah:

PP = Investasi : Kas bersih/pertahun x 12 bulan

= 1.100.000 : 800.000 x 12

= 16,5

= 16, 5 bulan, atau 1,4 tahun

2. Average tare of return

Adalah cara untuk mengukur rata rata pengembalian bunga dengan membandingkan EAT dan rata rata investasi. Dan rumusnya adalah:

ARR = rata-rata EAT : rata-rata investasi

Rata-rata EAT = total EAT : umur ekonomis

= 2.450.000 : 3

= 816. 666

Rata-rata investasi = investasi : 2

= 1.100.000 : 2

= 550.000

ARR = 816.666 : 550.000

= 1.48 = 1.50%


3. Net Present Value (NPV)

Merupakan PV kas bersih dan PV investasi selama umur investasi. Dan rumus untuk menghitungnya adalah:

NPV =

Kas bersih 1 + Kas bersih 2 + Kas bersih 3 - Investasi


(1+r) (1+r)2 (1+r)3


Setelah melihat hasil dari NPV yang positive, maka investasi akan diterima, namun jika negative, maka akan ditolak. Dan jika diasumsikan tingkat bunga pengembaliannya adalah 20%, maka NPV dihitung, jika tiap bulannya sama adalah:


NPV =

800.000 + 800.000 + 800.000

-

1.100.000


(1+0.2)

(1+0.2)2

(1+0.2)3

NPV = 1,685,183- 1.100.000 = 585,183

Perhitungan NPV Sama Pertahun


Tahun

Kas Bersih

DF 20%

PV Kas Bersih


1

800,000

0,833

666.666


2

800,000

0,694

555.555


3

800,000

0,581

462.962
Jumlah

1.685.183
Total PV Kas Bersih = 1,685,183

Total PV investasi = 1.100.000-

Jumlah NPV = 585.183

4. Internal Rate Of Return

Adalah alat yang mengukur pengembalian hasil interen. Rumusnya adalah :

IRR =

1i +

NPV1

x

(i2 - i1)

NPV1 - NPV2

Dimana : i1 : Tingkat bunga 1(tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1)

I2 : Tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)

NPV1 = net present value 1 dan NPV2 = net present value 2.

Apabilla perhitungannya menggunakan data sebelumnya, maka penyelesaiannya adalah :

1. Cari rata-rata kas bersih yaitu 1.034.999 sebesar yang didapat dari

= 918.333+ 1.018.333 +1.168.333

3

=1.034.999

2. Perkiraan besarnya PP yaitu : 1.100.000 :1.034.999 = 1,062

3. Ditabel A2 yang terdekat dengan 1,062 pada tahun ke 3 adalah 1,060 yaitu 6%

4. Secara subyektif setiap persen akan dikurangi 2%, maka hasilnya akan menjadi 4%

Dan NPV dari data tersebut dapat dilihat dalam tabell :


Perhitungan NPV Dengan DF 4%

No

Kas Bersih

DF 4%

PV kas Bersih

1

918.333

0.961

830.012


2

1.018.333

0.924

941.506


3

1.168.333

0.889

1.038.702


Jumlah

2.810.220





Total PV kas b ersih = 2.810.220

Total PV investasi = 1.100.000-

Jumlah NPV1 = 1.710.220









Perhitungan NPV dengan DF 5%


NO

Kas Bersih

DF 5%

PV Kas Bersih


1

918.333

0.952

874.602


2

1.018.333

0.907

923.685


3

1.168.333

0.863

1.009.271


Jumlah

2.807.558




Total PV Kas bersih = 2.807.558

Total PV investasi = 1.100.000-

Jumlah NPV2 = 1.707.558


IRR =

1i +

NPV1

x

(i2 - i1)


NPV1 - NPV2





IRR =

4+

1.710.220

x

(1%)


2.662


IRR = 4 + 6.42

IRR = 10.42%



5. Profitability Index (PI)

Merupakan rasio dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur ekonomis. Rumusnya adalah :


PI =

Σ PV Kas Bersih

x 100%


Σ PV Investasi


Jika kas bersih sama, maka contoh tersebut dapat dicari :


PI =

1.685.183

x 100%


1.100.000


PI = 1,531%




Dari perhitungan tersebut, maka kita dapat mengetahui kelayakan dari usaha ini pada tabell yang tertera dibawah ini.





Kesimpulan Kelayaan Produk


No

Alat Ukur

Hasil Pengukuran

Rata--rata Industri

Keterangan


1

PP

1,4 Tahun

3 Tahun


2

ARR

1,50

40%




3

NPV

1. 685.183

500.000.000


4

PI

0,15

1.1 Kali




5

IRR

10,42%

24%









BAB VII

ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK




7.1 Dampak Ekonomi Sosia Dan Politik

Dampak ekonomi pendirian produk ini akan membawa akibat secara khusus terhadap struktur ekonomi masyarakat dilingkungan pendirian produk. Ini Dapat dilihat dari peningkatan penghasilan karyawan dimana pendapatan rata-rata akan meningkat dengan gaji yang diterima apabila jumlah konsumen yang membeli meningkat dari waktu ke waktu.

Dampak sosial pendirian usaha produk makanan akan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mencari cemilan sehat untuk menunda lapar di sela-sela kasibukan. Dengan adanya rencana pendirian produk usaha ini akan membuka peluang menyerap tenaga kerja langsung disekitar lokasi pendirian usaha produk tanpa harus pulang ke rumah. Hal ini juga membantu program pemerintah dalam menanggulangi masalah keterbatasan lapangan kerja dan masalah ketenaga kerjaan serta meningkatkan pandapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pendirian produk ini akan membawa tingkat perubahan tingkat pengetahuan dan prilaku kehidupan baik bagi karyawan itu sendiri maupun bagi masyarakat luas.





BAB VIII

ASPEK YURIDIS

8.1 Siapakah Pelaku Bisnis

1. Bentuk Badan Usaha

Bentuk badan usaha dari produk ini adala perseorangan, untuk itu pendirian ini tidak memerlukan syarat khusus sebagaimana badan usaha lainnya. Begitu juga dengan kebutuhan modal hanya di penuhi dari pemilik sendiri dan untuk mencari modal dari luar relatif lebih sulit

2. Identitas Pelaksana Bisnis

a. Bukti diri

Produk ini juga mempunyai bukti diri mengenai identitas pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan Pohea yang dikenal dengan nama Kartu Tanda Penduduk ( KTP) beserta tanda identitas lain Yang diperlukan yang sudah di tanda tangani oleh ketua Lurah kelurahan Pohea,

b. Nomor Pokok Wajik Pajak

Saya juga mendaftarkan NPWP usaha saya ke kantor Perpajakan Kota Sanana, Maluku Utara. NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana administrasi digunakan sebagai tanda pengenal diri. NPWP dari usaha ini adalah 125404140380.



8.2 Bisnis Yang Akan Dilaksanakan

Bisnis yang akan saya laksanakan adalah bisnis makanan atau kuliner khususnya untuk masyarakat Kota Sanana, Maluku Utara.




8.3 Dimana Bisnis Akan Dilaksanakan

Untuk lokasi bisnis yang akan saya laksanakan tempatnya di JL.Kantor Bupati Kep.Sula




8.4 Waktu Pelaksanaan Bisnis

Untu waktu pelaksanaan bisnis produk makanan kuliner ini Rencananya dilaksanakan pada

bulan Juni tgl 10 tahun 2016.




8.5 Bagaimana Cara Pelaksanaan Bisnis



Dalam pelaksanaan bisnis ini saya menggunakan cara yang saya yakini akan menarik konsumen , yaitu dengan cara memasarkan atau memperjualkan produk usaha saya dengan harga yang lebih terjangkau dan jika konsumen membeli 1 Kotak akan mendapatkan gratis 1 Kotak, tujuannya adalah memperkenalkan atau mempromosikan produk usaha saya kepada masyarakat sekitar lokasi usaha yang saya laksanakan.

RESIKO & TINGKAT PENGEMBLIAN

RESIKO & TINGKAT PENGEMBLIAN

1. PENDAHULUAN

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan.
Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan di masa mendatang, yang mengacu pada variabilitas keuntungan yang diharapkan sebelum bunga dan pajak (EBIT). Risiko bisnis merupakan akibat langsung dari keputusan investasi perusahaan, yang tercermin dalam struktur aktivanya. Yang dimaksud dengan risiko bisnis dalam hal ini adalah tingkat risiko aktiva perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan hutang.
Risiko bisnis dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
  1. Variabilitas permintaan terhadap produk perusahaan. Semakin stabil penjualan produk perusahaan, dengan asumsi hal-hal lain tetap (ceteris paribus), semakin kecil risiko bisnis.
  2. Variabilitas harga jual. Semakin mudah harga jual berubah, semakin besar juga risiko bisnis yang dihadapi.
  3. Variabilitas biaya input. Semakin tidak menentu biaya input, semakin besar risiko bisnis yang dihadapi.
  4. Kemampuan menyesuaikan harga jual bila ada perubahan biaya input. Semakin besar kemampuan perusahaan menyesuaikan harga jual dengan perubahan biaya, semakin kecil risiko bisnis.
  5. Tingkat penggunaan biaya tetap (leverage operasi). Semakin tinggi tingkat penggunaan biaya tetap, semakin besar risiko bisinis.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.
Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan mengalami kerugian.
Pengukuran manfaat penggunaan hutang atau leverage keuangan dapat dilakukan dengan memperbandingkan tingkat pengembalian aktiva atau rentabilitas ekonomi (basic earning power) dengan tingkat bunga hutang. Jika rentabilitas ekonomis lebih besar dari biaya hutang, maka leverage itu menguntungkan; dan tingkat pengembalian atas modal sendiri (rentabilitas modal sendiri atau ROE) juga akan meningkat.

2. PEMBAHASAN

I. HUBUNGAN ANTARA RESIKO & TINGKAT PENGEMBALIAN

Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang, seperti perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal. Untuk memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham perusahaan, perusahaan harus menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang mampu bersaing dengan alternatif investasi lain yang tersedia bagi investor tersebut. Tingkat pengembalian dari alternatif investasi terbaik berikutnya ini dikenal sbg biaya kesempatan dana (opportunity cost of fund).
Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko dalam tingkat pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa? Karena pengalaman bisnis perusahaan kecil mengandung resiko operasi yang lebih besar , mereka lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa beroperasi dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan cepat lenyap. Selain itu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang dibandingkan perusahaan yang besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang diartikan sebagai risiko yang lebih besar.
Dengan memikirkan forgoing (kehilangan peluang yang lebih baik), kita harus mengharapkan adanya tingkat pengembalian yang berbeda untuk pemilik dari berbagai surat-surat berharga tersebut. Jika pasar menghargai investor atas resiko yang ditanggungnya, maka tingkat pengembalian harus meningkat mengikuti peningkatan resiko.

II. PENGARUH INFLASI PADA TINGKAT PENGEMBALIAN & EFEK FISHER

–          Real Rate of interest (k*) à Tingkat suku bunga nominal dikurangi dengan tingkat inflasi yang diharapkan selama jatuh tempo surat berharga berpenghasilan tetap. Hal ini memperlihatkan pertambahan yang diperkirakan atas daya beli investor.
–          Tingkat suku bunga nominal = k* + IRP +(k* x IRP)
Keterangan:
k*  = Tingkat suku bunga riil
IRP = tingkat inflasi
–          Untuk sekuritas Treasury(Negara), apakah the required rate of return
Required rate of return = Risk-free rate of return
Karena sekuritas negara secara esensial bebas dari risiko default (tidak memenuhi kewajiban), tingkat pengembalian sekuritas negara diterima sebagai “risk-free” rate of return (tingkat pengembalian bebas risiko)

III. STRUKTUR TERM TINGKAT SUKU BUNGA

IV. TINGKAT PENGEMBALIAN YANG DIHARAPKAN ATAS INVESTASI

Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio
  • Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri (stand-alone basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui diversifikasi
  • Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva individual
  • Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari distribusi probabilitas pengembalian
  • Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri (stand-alone) yang berkaitan dengan aktiva
  • Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama dengan pengembalian yang diperlukan
  • Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian yang diperlukan berubah:
    • Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasi
    • Beta saham dapat berubah
    • Penolakan investor terhadap risiko dapat beruba
  • Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah oleh Pemerintah Pasar Modal Indonesia, dalam hal ini khususnya Bursa Efek Jakarta. Pasar modal memberikan pilihan investasi yang semakin banyak bagi perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memperoleh dana dalam mengembangkan perusahaannya, maupun investor untuk memperoleh tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi yang ditanamkan sebelumnya (capital gain). Tingkat pengembalian yang diharapkan berkaitan erat dengan risiko yang ditanggungnya, bila tingkat pengembalian yang diperoleh besar, maka risikonya juga besar, dan sebaliknya bila tingkat pengembalian yang diperoleh kecil, maka risikonya juga kecil, tetapi semuanya tergantung dari investor itu sendiri dalam menghadapi risiko.


ANALISIS RESIKO

ESTIMASI ARUS KAS DAN ANALISIS RESIKO


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Telah kita sadari bahwa pada saat sekarang ini begitu banyak proyek-proyek atau perusahaan yang dikembangkan oleh para pengusaha, namun tidak sedikit perusahaan yang gagal akibat kesalahan dalam mengestimasi arus kasnya serta kurangnya perhatian terhadap resiko.
Estimasi arus kas dan analisis resiko merupakan hal yang sangat terkait yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan langkah awal dalam menjalankan suatu proyek atau perusahaan. Karena begitu besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh analisis arus kas dan analisis risiko sebab beberapa manfaat dimiliki, seperti:
1.      Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas
2.      Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit
3.      Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial
4.      Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya.
Oleh karena itu, dalam mengestimasikan arus kas dan menganalisis resiko haruslah dengan tepat, agar dapat merelevansikan antara persediaan yang kita miliki dengan risiko yang mungkin kita hadapi. Sehingga akan menghasil keputusan yang baik dan tepat.


B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa yang harus dilakukan oleh para manajer keuangan agar dapat menjalankan perusahaan dengan baik?
2.      Bagaimana pihak perusahaan mengestimasikan arus kas serta menganalisis resiko dengan tepat?

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Aliran Kas
Aliran kas merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.[1][1]

B.  Mengestimasikan Arus Kas
Langkah yang paling penting dan paling sulit dalam penganggaran modal adalah mengestimasikan arus kas suatu proyek yaitu pengeluaran investasi dan arus kas masuk bersih per tahun setelah suatu proyek dijalankan. Banyak variabel yang terdapat di dalamnya, dan banyak individu dan departemen yang berpartisipasi dalam proses ini.
Sangat sulit untuk meramalkan secara akurat biaya-biaya dan pendapatan terkait dengan suatu proyek yang besar dan kompleks, sehingga kesalahan dalam peramalan kadang kala dapat menjadi sangat besar.

Beberapa fungsi staf keuangan dalam proses peramalan, yaitu:
1.    Mendapatkan informasi dari berbagai departemen, misalnya produksi dan pemasaran.
2.    Memastikan bahwa semua orang yang terlibat dalam peramalan menggunakan seperangkat asumsi perekonomian yang konsisten.
3.    Memastikan bahwa tidak terjadi bias yang inheren di dalam peramalan.
Hal yang terakhir di atas sangatlah penting karena para manajer sering kali terlibat secara emosional dengan proyek kesayangan mereka dan menumbuhkan penyakit “rasa membangun kerajaan” di mana keduanya dapat mengarah pada terjadinya bias-bias di dalam peramalan arus kas yang membuat proyek yang buruk terlihat bagus di atas kertas.
C.  Mengidentifikasi Arus Kas yang Relevan
Arus kas relevan bagi suatu proyek adalah tambahan arus kas bebas yang diharapkan perusahaan jika melaksanakan proyek tersebut, yaitu arus kas yang di luar yang diharapkan perusahaan apabila tidak menjalankan proyek tersebut. Arus kas relevan juga merupakan arus kas tertentu yang harus diprhitungkan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Langkah awal dari setiap analisis penganggaran modal adalah mengidentifikasikan arus kas relevan. Yang diartikan sebagai serangkaian arus kas yang spesifik yang harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Ada dua peraturan yang penting untuk membantu menghindari kesalahan mengestimasikan anggaran, yaitu:
1.    Keputusan penganggaran modal harus didasarkan atas arus kas, bukan laba akuntansi.
2.    Hanya penambahan arus kas saja yang relevan.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat beberapa arus kas relevan di bawah ini:
1.    Arus kas proyek
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a.        Aliran kas awal merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar.
b.      Aliran kas operasional merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek, seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
c.       Aliran kas akhir  merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek, seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.[2][2]
Sebagai catatan bahwa nilai sbuah perusahaan akan tergantung pada arus kas bebasnya, demikian pula nilai suatu proyek dan memahami arus kas proyek berbeda dari laba akuntansi.
a.       Biaya aktiva tetap
Setiap proyek membutuhkan aktiva, dan pembelian aktiva menggambarkan arus kas negatif karena pada suatu proyek seluruh biaya aktiva tetap merupakan arus kas relevan termasuk biaya pengiriman dan biaya pemasangannya.
b.      Beban nonkas
Karena depresiasi melindungi laba terhadap pajak maka meliki dampak pada arus kas meskipun depresiasi itu sendiri bukanlah suatu arus kas. Karenanya, depresiasi harus ditambahkan kepada laba bersih ketika kita menghitung estimasi arus kas suatu proyek.
c.       Perubahan dalam modal kerja operasi bersih
Perubahan dalam modal kerja operasi bersih yaitu peningkatan aktiva lancar yang dihasilkan dari proyek baru dikurangi dengan peningkatan utang dagang dan akrual scara spontan. Jika perubahannya positif, sebagaimana biasanya terjadi dalam proyek ekspansi, maka pendanaan tambahan, diluar biaya perolehan aktiva tetap, masih akan dibutuhkan.
d.      Pembayaran bunga tidak dipehitungkan dalam arus kas proyek
Pada proses diskonto ini mengurangi arus kas untuk biaya modal proyek. Jika pembayaran bunga terlebih dahulu dikurangkan dan hasilnya kemudian didiskontokan akan menyebabkan biaya modal dihitung dua kali.
Arus kas proyek adalah arus kas yang tersedia bagi seluruh investor, pemegang obligasi dan juga pemegang saham, jadi pembayaran bunga tidak dikurangkan.
2.    Arus kas tambahan
Arus kas tambahan adalah arus kas bersih yang dapat berhubungan dengan suatu proyek investasi. Ada tiga masalah khusus dalam menentukan arus kas tambahan, yaitu:
a.       Biaya tertanam
Biaya tertanam adalah pengeluaran kas yang telah terjadi dan tidak dapat diperoleh kembali, tanpa melihat apakah proyek tersebut diterima atau ditolak. Karena biaya tertanam bukanlah biaya tambahan, maka biaya ini tidak boleh dimasukkan ke dalam analisis.
b.      Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pengembalian dari alternatif terbaik penggunaan sebuah aktiva, atau tingkat pengembalian tertinggi yang tidak akan diperoleh jika sejumlah dana diinvestasikan pada suatu proyek tertentu.
c.       Pengaruh pada bagian lain dari proyek tertentu (eksternalitas)
Eksternalitas yaitu pengaruh yang dimiliki proyek terhadap arus kas bagian-bagian lain dari perusahaan. Oleh karena itu, laba tambahan yang pada kenyataannya akan masuk kekantor pusat atau kantor cabangnya. Jadi tidak boleh diperhitungkan sebagai laba tambahan dalam pengambilan keputusan penganggaran modal.
Kanibalisasi terjadi apabila pengenalan sebuah produk baru mengakibatkan penjualan produk yang sudah ada mengalami penurunan. Biasanya perusahaan tidak ingin menganibalisasi produk yang sudah ada, tetapi sering kali jika perusahaan tersebut tidak melakukannya, perusahaan lain akan melakukannya.
3.    Penentuan waktu arus kas
Penentuan waktu arus kas harus diperhitungkan secara tepat agar kita dapat mengetahui kapan di dalam satu periode pemasukan atau pengeluaran kas terjadi.
D.  Mengevaluasi Proyek Penganggaran Modal
Arus kas tambahan sangat dipengaruhi oleh apakah proyek ini merupakan suatu proyek ekspansi baru atau proyek pengganti.
1.    Proyek ekspansi baru yaitu suatu proyek di mana perusahaan berinvestasi pada aktiva baru untuk meningkatkan penjualan. Jadi arus kas tambahan hanya berupa arus kas masuk dan arus kas keluar dari proyek. Oleh karena itu, perusahaan hanya membandingkan bagaimana nilai yang ada dengan tanpa proyek yang diusulkan.
2.    Proyek pengganti yaitu suatu proyek yang menggantikan sebuah aktiva yang ada dengan aktiva yang baru. Jadi arus kas tambahan berupa tambahan pemasukan dan pengeluaran yang terjadi dari investasi pada aktiva yang baru. Maka perusahaan membandingkan antara nilai yang terjadi jika membeli aktiva yang barudan nilai jika tetap menggunakan aktiva yang sudah ada sebelumnya.
Dalam setiap kasus, arus kas umumnya memperhitungkan hal-hal berikut:
a.       Pengeluaran investasi awal
b.      Arus kas operasi selama umur proyek
c.       Arus kas tahun terakhir
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga, capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang[3][3]
1.    Analisis arus kas
Ada beberapa langkah dalam menyusun arus kas, yaitu:
a.       Menentukan minimum kas
b.      Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
c.       Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga.
d.      Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi financial dan budget kas yang final.[4][4]
2.    Mengambil keputusan
Setelah melakukan analisis melalui langkah-langkah yang ada di atas, menunjukkan bahwa proyek ini mengembalikan dana yang diinvestasikan dalam waktu tertentu. Maka melalui analisis ini melahinkan keputusan apakah proyek ini dapat diterima atau tidak
E.  Pengenalan Analisis Risiko
Setelah arus kas kita ketahui selanjutnya kita akan menganalisis risiko yang kemungkinan akan kita hadapi lalu membandingkan apakah keuntungan yang akan didapat sebanding dengan risikonya. Ada tiga jenis risiko yang berbeda, yaitu risiko berdiri sendiri, risiko perusahaan dan risiko pasar. Mengingat tujuan utama perusahaan adalah untuk mamaksimalkan nilai bagi pemegang saham, dan ini sangat berpengaruh terhadap para pemegang saham. Karena para pemegang saham umumnya terdiversifikasi, maka ukuran risiko yang paling relevan adalah risiko pasar.
 Risiko perusahaan juga penting karena tiga alasan:
1.      Pemegang saham yang tidak terdiversifikasi.
2.      Studi empiris determinan tingkat pengembalian yang diminta (k) biasanya menunjukkan bahwa risiko perusahaan sama-sama memengaruhi harga saham.
3.      Stabilitas perusahaan sangat penting bagi para manajer, karyawan, pelanggan, pemasok, dan kreditor, dan juga bagi masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
F.   Teknik Untuk Mengukur Risiko Berdiri Sendiri
1.    Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu tekhnik analisis resiko dimana variabel utama diganti satu per satu dan hasil perubahan NPVnya  diamati.  Dalam analisis sensitivitas, tiap variabel diubah beberapa poin persentase lebih besar dan lebih kecil daripada nilai yang diharapkan, sementara variabel lainnya tetap konstan.
NPV kasus dasar merupakan nilai NPV ketika penjualan dan variabel input  lainnya ditentukan sama dengan nilai yang paling mungkin terjadi (kasus dasar).
2.    Analisis Skenario
Analisis Skenario menyediakan kebutuhan perluasan tersebut analisis ini
membuka kemungkinan dilakukannya perubahan pada variabel-variabel utama dan juga memungkinkan kita mengubah lebih dari satu variabel pada setiap penghitungan.
Dalam suatu analisis skenario, seorang analisis keuangan akan memulai dengan kasus dasar lalu menanyakan kepada pihak pemasaran, produksi, dan menejer operasi lainnya untuk memberikan skenario kasus terburuk seperti penjualan unit yang rendah, harga jual yang rendah, biaya variabel yang tinggi dan sebagainya.
Skenario kasus terbaik adalah analisis dimana seluruh variabel input dinyatakan dalam nilai yang paling baik yang dapat diramalkan dengan wajar.
3.    Simulasi Montecarlo
Simulasi Montecarlo adalah tekhnik analisis resiko dimana kemungkinan kejadian yang terjadi dimasa yang akan datang disimulasikan dalam sebuah komputer, sehingga menghasilkan estimasi tingkat pengembalian dan indeks-indeks resiko.
G. Menggabungkan Resiko Proyek Dan Struktur Modal Dalam Penganggaran Modal
Penganggaran modal dapat mempengaruhi resiko pasar, resiko perusahaan, atau keduanya namun sangatlah sulit untuk mengukur kedua jenis resiko tersebut. Ada dua metode yang digunakan untuk memperitungkan resiko proyek ke dalam penganggaran modal, yaitu :
1.         Pendekatan equivalen kepastian
Semua arus khas yang tidak diketahui dengan pasti dibuat skalanya, dan semakin beresiko arus khasnya, maka semakin rendah aquivalen kepastiannya.
2.         Pendekatan Tingkat Diskunto yang disesuikan dengan resiko
Tingkat diskunto yang digunakan pada aliran laba tertentu yang beresiko, semakin beresiko aliran laba proyek maka akan semakin tinggi tingkat diskontonya.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas beberapa poin penting yang dapat kami simpulkan bahwa pentingnya menganalisis arus kas sebelum menjalankan suatu proyek agar tidak mengalami kegagalan yang serius. Beberapa metode yang dapat kita gunakan dam menyusun arus kas serta pengambilan keputusan yang tepat.
B.  Saran-saran
Alhamdulillah, telah selesai kami susun makalah yang sangat mendasar dan sederhana sehingga kami sarankan kepada pembaca bahwa apabila ingin melakukan verifikasi lebih lanjut silahkan membaca karya-karya para ahli Manajemen Keuangan dan juga hati yang terbuka menerima kritikan dan saran dari pembaca terutama kami berharap kepada Bapak Pembimbing mata kuliah ini atas kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini.
Akhirnya, kepada Allah kami memanjatkan Do’a dan kepada-Nya kami berserah diri atas segalanya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa. Amin Ya Rabbal Alamin.



DAFTAR PUSTAKA

Brighan dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Selemba Empat.

http://ilmumanajemen.wordpress.com/2007/05/24/manajemen-keuangancash-flow